Kawasan Konservasi di Kabupaten Raja Ampat
Raja Ampat bisa dikatakan sebagai Kabupaten Konservasi, karena memiliki kawasan konservasi yang begitu luas baik daratan maupun perairan. Kabupaten Raja Ampat setidaknya memiliki 7 kawasan konservasi perairan dan 8 kawasan terestrial. Untuk kawasan konservasi terestrial diperkirakan mencakup 80% darai luas daratan Kabupaten Raja Ampat. Dalam tulisan inin akan kami informasikan 8 kawasan konservasi terestrial yang pengelolaannya menjadi tanggung jawab Seksi Konservasi Wilayah I Waisai.
-->
Peta Penyebaran Kawasan Konservasi di Kabupaten Raja Ampat
Kedelapan 8 kawasan konservasi terestrial tersebut mencapai luas sekitar 416.430,26 ha, yang terdiri dari:
1.
CA
Waigeo Barat seluas 95.200 ha,
2.
CA
Waigeo Timur seluas 119.000 ha,
3.
CA
Batanta Barat seluas 16.749 Ha,
4.
CA
Salawati Utara seluas 58.411,26 ha,
5.
CA
Misool Selatan seluas 111.476 ha,
6.
CA
Kofiau seluas 100 ha,
7.
SM
Pulau Tolobi (Kofiau) seluas 7.197 ha,
8.
dan
TWAL Kofiau 7.797 ha.
Cagar Alam Waigeo Barat
Letak dan Luas
Kawasan hutan Cagar Alam Waigeo Barat ini ditunjuk berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Pertanian No.395/ Kpts/Um/5/1981 tanggal 7 Mei 1981 dengan
luas 153.000 Ha dan merupakan wilayah dengan pemanfaatan lahan terluas di
daerah Waigeo Barat. Namun setelah dilakukan kegiatan penataan batas yang di
lakukan oleh Sub Biphut Manokwari, kawasan hutan Cagar Alam Pulau Waigeo Barat
memiliki luas definitif 95.200 Ha (belum ada penetapan hasil tata batas ini).
Cagar Alam Pulau Waigeo Barat secara geografis terletak antara 130°16’
BT sampai 130°56’ BT dan 0°25’ LS. Secara administrasi kepemerintahan kawasan
ini termasuk dalam wilayah Distrik Waigeo Barat, Distrik Waigeo Selatan dan
Distrik Teluk Mayalibit Kebupaten Kepulauan Raja Ampat Propinsi Papua Barat.
Sedangkan dalam pengelolaannya berada dibawah tanggung jawab Seksi Konservasi
Wilayah I Waisai.
Potensi Biofisik
Topografi pada umumnya berbukit-bukit dan bergunung-gunung dengan
puncaknya yang tertinggi adalah Gunung Flausa ± 519 meter dpl. Kondisi tutupan lahan di kawasan ini masih didominasi oleh Hutan Lahan
Kering Primer. Beberapa sungai kecil mengalir di kawasan ini dan pada umumnya
membentuk hutan bakau dan sagu pada bagian muaranya. Sungai Raja adalah salah
satu sungai di bagian selatan yang dikeramatkan oleh penduduk setempat karena
dianggap petilasan Raja Ampat.
Formasi batuan
dalam kawasan ini merupakan batuan basah dan neogen dengan jenis tanah
podsolik. Sebagian besar daratan Waigeo didominasi oleh laterit ultrabasic. Di
daerah pantai yang masih dipengaruhi oleh pasang surut laut formasi batuan
merupakan campuran podsolik dan rendzina.
Cagar Alam Pulau
Waigeo Barat memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Kawasan ini mencakup
areal hutan di kaki perbukitan dan pegunungan rendah di bawah 1.000 meter, yang
terdapat di atas lapisan batuan kapur (limstone),
batuan magma, dan batuan vulkanik. Dari segi faunanya kawasan ini adalah yang
terpenting di antara pulau-pulau Raja Ampat (Petocz, 1987). Tercatat 171 jenis
burung dan 27 jenis mamalia dimiliki kawasan ini, diantaranya bandikut (Echymipera kalubu), kus-kus bertotol (Phalanger maculatus), oposum bergaris (Dactylopsila trivirgata), kalelawar, dan
tikus pohon.
Kawasan ini
merupakan tempat hidup bagi berbagai jenis satwa dan tumbuhan endemik. Spesies
endemik di kawasan ini adalah maleo waigeo (Aepypodius
bruijnii). cenderawasih merah (Paradisaea
rubra), cenderawasih wilson/botak (Cicinnurus
respublica), dan anggrek waigeo (Cypripedium
praestans). Kawasan ini juga merupakan habitat dari beberapa satwa khas
Papua yang dilindungi antara lain: kakatua putih jambul kuning (Cacatua galerita), raja udang hutan (Halcyon macleayii), julang irian (Aceros plicatus), kakatua raja (Probosciger aterrimus), bayan (Eclectus roratus), nuri merah kepala
hitam (Lorius lory), mambruk viktoria
(Goura victoria), dan maleo (Magrocephalus maleo).
Aksesibiltas
Untuk menuju
lokasi CA. Pulau Waigeo Barat dari Kota Sorong dapat ditempuh dengan perjalanan
laut menggunakan kapala penyeberangan Raja Ampat dalam waktu + 8 jam,
dengan tarif Rp 50.000. atau dengan menggunakan speed boat carteran dengan
waktu tempuh sekitar 2 – 3 jam tergantung pada kekuatan mesin.
Akomodasi
Sarana
pengelolaan kawasan yang tersedia adalah sebuah Pos Jaga di Waisai Ibu Kota
Kabupaten Raja Ampat. Selain itu terdapat Pusat Informasi Kelautan Raja Ampat
di Waiwo yang dilengkapi dengan penginapan yang dikelola oleh Conservation
Internasional (CI) bekerjasama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Raja Ampat.
Untuk menginap di Pusat Informasi Kelautan Raja Ampat ini pengelola mengenakan
tarif Rp 100.000 per malam.
Nilai Penting Kawasan
Beberapa nilai penting kawasan CA. Pulau Waigeo Barat antara lain:
- Sebagai kawasan perlindungan sumber daya alam hayati khususnya jenis-jenis
yang dilindungi dan atau jenis-jenis yang endemik seperti yang telah
disebutkan.
- Sebagai daerah penyangga kehidupan bagi kawasan lain disekitarnya
seperti SM. Kepulauan Raja Ampat, Teluk Mayalibit.
- Daerah tangkapan air bagi beberapa DAS penting didaerah pulau Waigeo,
seperti Sungai Waiwiai.
IIsu-isu konservasi
Beberapa isu
penting berkaitan dengan pengelolaan kawasan CA. Pulau Waigeo Barat antara
lain:
F Kebutuhan ruang bagi pembangunan infrastruktur Kabupaten Kepulauan Raja
Ampat seperti: pembangunan jalan, dermaga udara, perkantoran (di Waisai) dan
pengembangan Ibu Kota Distrik Waigeo Barat (di Waisilip)
F Isu pemanfaatan sumber daya alam (penambangan nikel), khususnya di bagian
Barat.