Salah satu program utama/prioritas Seksi Konservasi Wilayah I (SKW I) Waisai, Balai Besar KSDA Papua Barat adalah konservasi sumber daya alam hayati. Program
ini biasa dikenal dengan konservasi jenis yang salah satu wujudnya adalah perlindungan
dan pengamanan jenis-jenis tumbuhan dan satwa liar yang dilindungi.
Program ini sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang diemban SKW I dan
tentunya seiring-sejalan dengan program pembangunan Kebupaten Raja Ampat yang
bervisi lingkungan dan pariwisata. Keutuhan keragaman hayati di Raja Ampat terutama
jenis TSL yang dilindungi menjadi indicator akan baiknya pengelolaan lingkungan
dan berperan penting dalam pembangunan pariwisata.
Namun demikian dalam pantauan kami dalam kurun 7 tahun (dari tahun 2006 – 2012) terjadi penurunan
populasi jenis-jenis burung yang dilindungi di Raja Ampat, khususnya Waisai dan
sekitar. Indicatornya adalah semakin sulitnya dijumpai jenis burung-burung yang
dilindungi. Pada tahun 2006, kami pernah mencoba menghitung jumlah burung nuri bayan
(Eclectus roratus) yang
melintasi/lewat pantai Waiwo. Pada waktu itu kami berhasil mencatat 250-an ekor
burung nuri bayan terbang diantara ranting dan atas tajuk pepohonan di Waiwo. Namun
saat ini nuri banyan hampir-hampir tidak terdengan apalagi terlihat melintas di
pantai Waiwo. Hal ini baru dari satu jenis, belum jenis-jenis lain yang lebih
rentan dengan perubahan lingkungan dan keramaian seperti jenis-jenis burung
cendrawasih.
Menurut pengamatan kami, setidaknya ada tiga (3) hal yang menjadi
penyebab menurunnya menurunnya populasi jenis TSL dilindungi di Raja Ampat,
yaitu:
1. Pembangunan infrastruktur
Kab. Raja Ampat, yang membutuhkan ruang dan sumber daya alam (material) seperti
kayu, batu dll. Ini secara langsung berdampak pada terganggunya habitat TSL
dilindungi.
2. Maraknya perburunan TSL
dilindungi di Raja Ampat. Berdasarkan pantauan kami, di Pulau Waigeo ada
beberapa kampung yang masyarakatnya (baik local maupun pendatang) yang memiliki
hoby/matapencaharian sebagai pemburu burung terutama Kakatua putih jambul
kening (Cacatua galerita), Nuri merah
kepala hitam (Lorius lorry), Nuri
bayan (Aclectus roratus). Cacatan kami
dari kampung-kampung tersebut TSL dilindungi dijual ke Sorong dan sebagian ada
yang dijual di Waisai, sehingga tidak mengherankan jika di Waisai banyak
dijumpai rumah-rumah yang memelihara jenis-jenis burung tersebut.
(Cacatua galerita hasil buruan masyarakat)
3. Rendahnya kemampuan regerasi
jenis-jenis TSL yang dilindungi tersebut.
Berdasarkan hal-hal di atas, untuk mengurangi laju kepunahan
jenis-jenis TSL dilindungi dan untuk mendukung program pembangunan pariwisata Raja
Ampat strategi yang kami ambil antara lain:
- Melakukan sosialisasi jenis-jenis TSL dilindungi baik secara langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat. Cotohnya denga menyebaran poster, penyuluhan dll.
- Melakukan penertiban peredaran TSL dilindungi khususnya di sekitar Waisai. Contohnya dengan operasi dan patrol peredaran TSL dilindungi yang dipelihara oleh masyarakat.
- Memutus rantai perdagangan TSL dilindungi. Menertibkan para pedagang pengumpul dan penyalur TSL dilindungi.
- Pemberdayaan masyarakat penangkap/pemburu jenis TSL dilindungi. Untuk strategi ini dikhususkan pada masyarakat kampung/local yang diidentifikasi memiliki matapencaharian sebagai pemburu TSL dilindungi.
- Menjalin koordinasi yang harmonis dengan para pihak, sehingga program prioritas ini mendapat dukungan dan berjalan dengan baik.
Strategi poin 1, dan 5 dengan segala keterbatas, kami upayakan berjalan
sejak bulan Oktober 2013, sampai sekarang. Sejak bulan Oktober kami kerjasama
dengan Pemda Raja Ampat telah membuat dan membagi poster kepada masyarakat di
Waisai dan sekitarnya. Adapun strategi ke-2 kami lakaukan pada akhir November 2013
dan akhir bulan Januari 2014 dengan hasil 1 ekor Kakatua putih jambul kuning, 1
ekor Nuri bayan dan 13 Nuri merah kepala hitam yang sekarang kami tampung pada kandang
satwa sitaan.
Selanjutnya untuk strategi ke-3 dan ke-4, kami masih mampelajari metode
yang paling tepat. Sehingga untuk poin ini kami sangat mengharap saran dan masukan
dari semua pihak. Adapun saran dapat disampaikan pada komentar.
Demikian informasi kami, kami berharap upaya kecil ini bermanfaat bagi
pembangunan lingkungan hidup dan pariwisata Raja Ampat. (SKW I)